WhatsApp-Image-2024-09-19-at-22.59.10_22e54c50-scaled-e1726761798217
AcehBeritaSumut

Pemerintah Apresiasi Peran Wartawan dalam Peliputan PON XXI/2024 Aceh-Sumut

MEDAN – Pemerintah mengapresiasi peran wartawan yang telah menyebarluaskan berita pertandingan olahraga dan berbagai kegiatan lainnya terkait Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumut yang berlangsung sejak akhir Agustus lalu dan akan berakhir Jumat (20/9).

Hal itu disampaikan oleh Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kominfo, Bambang Tri Anggono, di Medan, Kamis (19/9). Sedikitnya 1.500 wartawan dari berbagai media massa meliput PON XXI di Aceh dan Sumatera Utara. Berkat peran wartawan, berita seputar PON dan berbagai kegiatan lainnya dapat dibaca atau disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.

Dalam penyelenggaraan PON XXI/2024, Kominfo menjadi penyedia Media Press Center. Terdapat dua Media Press Center, yakni di Medan dan Banda Aceh. Dua media center ini, khususnya di Medan, pelayanannya tidak kalah dengan media center pada kejuaraan multicabang olahraga internasional seperti SEA Games, Asian Games, bahkan Olimpiade.

Media center di Medan dilengkapi dengan ruang kerja wartawan (working area), ruang konferensi pers, studio mini, serta berbagai fasilitas penunjang kerja wartawan. Selain itu, juga disediakan konsumsi bagi para wartawan sehingga mereka tidak perlu mencari restoran untuk makan atau minum. Berbagai fasilitas tersebut disediakan untuk memudahkan para wartawan bekerja.

Selain Media Center, Kominfo juga menyediakan media center penyangga di setiap tempat pertandingan di sepuluh kabupaten/kota di Sumatera Utara maupun Aceh.

Direktur Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo juga mengapresiasi keterbukaan panitia penyelenggara PON XXI terhadap segala kelemahan dan kekurangan dalam penyelenggaraan PON kali ini. “Dengan demikian, masyarakat dapat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di arena PON dan sekitarnya,” tutur Bambang.

Kominfo juga menghargai kesigapan panitia dalam mengatasi berbagai persoalan selama penyelenggaraan PON XXI. Bambang mencontohkan kejadian di arena olahraga menembak di Banda Aceh, di mana atap gedung terkena dampak hujan dan angin kencang. Pertandingan sempat dihentikan untuk membersihkan puing-puing atap dan rangka yang diterbangkan angin. Setelah segalanya dibersihkan dan dirapikan, pertandingan dilanjutkan hingga selesai.

Bambang berharap para peliput PON XXI terus mewartakan semua pertandingan dan kegiatan yang menyertainya agar dapat diketahui masyarakat di seluruh pelosok Tanah Air yang membutuhkan informasi seputar PON XXI/2024.

padel-PON-XXI-ganda-putra-240757658
AcehBeritaSumut

Bali Juara Ekshibisi Padel di PON XXI Aceh-Sumut 2024

Cabang olahraga (cabor) Padel yang merupakan cabor eksebisi di PON XXI Aceh-Sumut 2024 telah menuntaskan pertandingan eksebisinya pada Selasa, (17/9).

Padel adalah olahraga raket yang terdiri dari perpaduan antara tenis dan squash.

Padel dimainkan di lapangan yang lebih kecil dari tenis dan dikelilingi oleh dinding kaca yang digunakan sebagai bagian dari permainan.

Pada pertandingan eksebisi ini diikuti 10 kontingen yaitu Bali, Banten, Jawa Barat, Aceh, dan Jawa Timur (Pool A).

Serta kontingen Jakarta, Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Selatan (Sumsel), Kalimantan Barat (Kalbar), dan Sumatera Barat (Sumbar) yang berada di Pool B.

Pertandingan pada cabang eksebisi ini hadir dengan format pertandingan berbentuk pertandingan beregu (Ganda Putra, Ganda Putri dan Ganda Campuran). Peserta dibagi menjadi dua grup dengan sistem round robin.

Pada babak final eksebisi Padel PON XXI, kontingen Bali keluar sebagai juara pertama dan meraih medali emas usai mengalahkan tim Jakarta dengan skor 2-1.

Sementara posisi ketiga diraih kontingen Banten yang berhasil mengalahkan Sumbar dengan skor 3-0.

Pada laga final Bali vs Jakarta di nomor ganda putri, pasangan Karyn/Novela berhasil mengalahkan ganda Bali Sally/Patty dengan skor 61-60.

Sementara di ganda putra, pasangan Bali Adiguna/Eskar secara meyakinkan mengalahkan ganda Mike/Dyas dengan skor 63-26-64.

Menutup laga penentuan, ganda campuran Bali Mario/Komang berhasil mengalahkan duet Zar/Sandy dengan skor 75-64.

Perkumpulan Besar Padel Indonesia (PBPI) yang diketuai Galih Dimuntur Kartasasmita berharap eksebisi ini menjadi gebrakan besar kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa Padel telah hadir, serta telah dilihat oleh KONI.

“Dengan adanya exhibisi di PON XXI ini, tentunya di PON XXII mendatang yang akan digelar di NTB dan NTT, kami sudah menjadi satu cabang olahraga (cabor).”

“Alhamdulillah, untuk sekarang sudah ada 10 Pengurus Provinsi (Pengrov), sebenarnya sudah ada 13 Pengrov yang kita bangun. Tentunya di cabor berikutnya sudah bisa lebih banyak,” imbuhnya.

Dia menilai, dengan melihat antusiasme masyarakat, semenjak dia menjabat sebagai ketua Padel, sudah meningkat secara pesat dan atletnya juga bertambah secara pesat. Bahkan ada atlet yang berusia 20-21 tahun, bahkan dari Aceh ada yang 12 tahun.

“Saya mengucapkan terima kasih bagi yang telah mendukung saya. Padel akan menjadi kebanggaan kita untuk ke depannya,” tandasnya.

_MG_0563
AcehBeritaSumut

Ketum KONI Pusat Puji Pemprov, PB.PON dan Masyarakat Sumut dalam Menyambut PON XXI/2024 di Sumatera Utara

MEDAN – Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman menyampaikan apresiasi, terima kasih dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara serta Panitia Besar PON XXI, dan juga masyarakat atas penerimaan yang sangat baik dalam menyambut para atlet dan ofisial kontingen Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut.

Hal tersebut disampaikan dalam konferensi pers yang diadakan di Kota Medan pada Kamis (19/9). Turut hadir dalam dialog tersebut, Pejabat Gubernur Sumatera Utara Agus Fatoni dan Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Kominfo, Bambang Dwi Anggono.

Marciano Norman menyampaikan bahwa PON dapat memperkuat persaudaraan dan persatuan Bangsa Indonesia. “Kami sangat menghargai Pak Gubernur karena PON diselenggarakan untuk memperkuat persaudaraan dan persatuan kita sebagai Bangsa Indonesia,” ujar Ketua Umum KONI Pusat.

Menurut Marciano, penyelenggaraan berjalan dengan baik. Panitia Besar PON XXI wilayah Sumut telah bekerja keras sejak beberapa bulan lalu. Masyarakat juga memberikan dukungan penuh menyambut 38 kontingen yang hadir.

Tak ketinggalan, selain sukses penyelenggaraan, juga terwujud sukses prestasi. Ketum KONI Pusat tegaskan telah tercapai pemecahan rekor PON dan rekor nasional di berbagai cabang olahraga. Ia berharap para atlet ini mendapatkan pembinaan intensif di daerah masing-masing agar dapat dipromosikan ke arena internasional. “Hasil ini akan memberikan atensi khusus bagi atlet hasil pembinaan daerah, yang nantinya akan menjadi atlet masa depan bangsa yang terus membuat kita bangga,” tambahnya.

Selain memberikan apresiasi, Ketua Umum KONI Pusat juga menyampaikan evaluasi terkait penyelenggaraan PON XXI 2024. “Kekurangan-kekurangan yang ada akan menjadi fokus evaluasi agar PON XXII yang akan diselenggarakan di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat pada tahun 2028 dapat dilaksanakan dengan lebih baik,” tambahnya.

Di sisi lain, Pejabat Gubernur Sumatera Utara Agus Fatoni berharap agar PON XXI/2024 dapat memberikan dampak positif bagi provinsinya. Ia mencontohkan bahwa berbagai kegiatan pendukung, seperti festival kuliner, selama PON selalu dipadati pengunjung. Menurutnya, hal ini menjadi promosi yang baik bagi kekayaan kuliner khas Sumatera Utara.

Fatoni juga menyoroti keterbukaan dan kehangatan masyarakat Sumatera Utara dalam menyambut para tamu PON XXI, yang diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investasi di Sumatera Utara.

Ia berharap PON XXI Aceh-Sumut akan menjadi PON terindah dan paling berkesan bagi seluruh kontingen peserta dan masyarakat Sumatera Utara.

“10 kabupaten/kota yang menjadi tuan rumah telah dipersiapkan dengan baik, termasuk daerah yang tidak menjadi tuan rumah juga memberikan dukungan penuh. Puncaknya nanti malam, Insya Allah, kita akan tutup dengan catatan sejarah dan kenangan terindah bagi kita semua,” tutupnya.

Kepada Kementerian Kominfo, khususnya kepada Direktorat IK PMK Kominfo, disampaikan juga apresiasi dan penghormatan setinggi-tingginya atas dukungan Media Center Utama di Kota Medan dan Kota Banda Aceh. Sukses PON XXI tidak akan terwujud tanpa adanya sukses publikasi yang baik.

WhatsApp-Image-2024-09-18-at-23.52.06_56b3c68c-1024×682
Blog

KONI Sumut Mengapresiasi Tinggi Atlet, Ofisial, dan Pemerintah

MEDAN – Ketua KONI Sumatera Utara, John Ismadi Lubis, mengapresiasi segenap atlet dan ofisial yang telah tampil luar biasa pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumut. Ia memastikan kontingen Sumatera Utara melampaui target lima besar daftar pengumpul medali.

“Saya ucapkan terima kasih tak terhingga kepada para atlet dan ofisial yang telah tampil hebat demi Sumatera Utara,” katanya bersemangat pada konferensi pers di Medan, Rabu (18/9) malam.

John juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, serta pemerintah kabupaten/kota jajarannya yang telah memberikan dukungan pada KONI Sumut dalam menyiapkan kontingen Sumatera Utara menghadapi PON ini. “Sukses kontingen Sumut mencapai target lima besar dan bahkan empat besar pengumpul medali PON XXI kami persembahkan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara,” tuturnya.

Disebutkan pula, KONI Sumut juga berterima kasih kepada masyarakat Sumatera Utara yang telah mendukung penampilan para atlet Sumut di berbagai arena PON XXI. Pertandingan PON XXI wilayah Sumut berlangsung di sepuluh kabupaten/kota.

KONI Sumut pada kesempatan konferensi pers itu juga mengucapkan terima kasih kepada atlet-atlet Sumut yang telah meraih medali. Penghargaan yang tinggi juga diberikan kepada dua atlet Sumut, Muhammad Syahrial Bakti dan Nella Agustin, pemecah rekor PON dan rekor nasional.

Nella tampil luar biasa meraih tiga medali emas PON XXI di nomor lari 200 meter, 400 meter lari gawang, dan lari 4×400 meter mix. Prestasinya ini sangat membanggakan pelatih dan KONI Sumut yang telah beberapa tahun membinanya.
Adapun Syahrial memecahkan rekor tolak peluru PON yang telah bertahan 23 tahun.

Secara khusus, Ketua KONI Sumut sangat mengapresiasi Pemerintah Sumut dan Pemerintah Pusat yang telah membangun sejumlah fasilitas olahraga baru. Di antara fasilitas olahraga baru yang dimaksud yaitu Stadion Utama, GOR Bola Voli Indoor, dan Stadion Madya di kompleks Sport Center di atas lahan seluas 300 hektar di Kabupaten Deli Serdang.

KONI Sumut berkomitmen untuk menjaga, merawat, dan memanfaatkan secara maksimal fasilitas tersebut. KONI Sumut juga berharap masyarakat Sumatera Utara lebih menggemari olahraga agar muncul lebih banyak lagi bibit atlet berbakat.

KONI Sumut berharap lebih banyak lagi kejuaraan atau turnamen olahraga, terutama untuk pelajar dan anak-anak. “Kita sekarang memiliki fasilitas yang sangat bagus, sayang kalau tidak kita manfaatkan, kita jaga, dan kita rawat untuk kemajuan olahraga Sumatera Utara dan Sumatera umumnya,” tutur John lagi.

WhatsApp-Image-2024-09-19-at-10.04.15_3b1e6b03
AcehBeritaSumut

Selangkah Lagi Jawa Barat Juara Umum PON XXI/2024

MEDAN – Kontingen “Bumi Priangan” Jawa Barat tinggal selangkah lagi tampil sebagai peraih medali terbanyak atau juara umum Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumut. Hingga Kamis (19/9) pagi, kontingen Jawa Barat masih memimpin pengumpulan medali dengan meraih 152 emas, 136 perak, dan 135 perunggu.

Meskipun demikian, para atlet dan ofisial kontingen Jawa Barat harus tetap fokus dan berkonsentrasi penuh pada perburuan medali di dua hari terakhir, Kamis dan Jumat besok, sebelum PON XXI secara resmi berakhir dan ditutup. Posisi teratas kontingen Jawa Barat dalam pengumpulan medali sementara masih belum aman, karena masih dibayangi kontingen “Macan Kemayoran” Jakarta.

Kontingen Jakarta telah membukukan 149 medali emas, 125 perak, dan 118 perunggu. Raihan medali kontingen Jakarta ini hanya terpaut tiga medali emas dari yang didapat kontingen Jawa Barat.

Bila pada perburuan medali menjelang PON XXI berakhir Jakarta dapat kembali tampil impresif, bukan mustahil mereka akan dapat menambah medali dan melampaui perolehan medali kontingen Jawa Barat. PON XXI dijadwalkan berakhir Jumat (20/9) dan akan ditutup secara resmi oleh Presiden Jokowi besok malam. Upacara penutupan PON XXI/2024 dijadwalkan berlangsung di Stadion Utama Sumatera Utara, di Kabupaten Deli Serdang.

Sementara itu, kontingen Jawa Timur yang pekan lalu tiga hari berturut-turut memimpin pengumpulan medali sementara PON XXI/2024 belum beranjak dari urutan ketiga. Kontingen Arek-arek Jawa Timur ini telah mengumpulkan 117 medali emas, 114 perak, dan 120 perunggu.

Jumlah medali raihan kontingen Jatim itu tertinggal cukup banyak dibandingkan dengan raihan medali kontingen Jakarta dan Jawa Barat. Kemungkinan kecil kontingen Jawa Timur dapat mengejar dan mendahului kontingen Jakarta dan Jawa Barat untuk kembali menjadi yang perkasa.

Perkembangan lainnya pada daftar pengumpul medali sementara PON XXI hingga Kamis pagi, kedudukan dua kontingen tuan rumah PON XXI belum berubah. Kontingen Sumatera Utara masih menempati urutan keempat, meraih 69 medali emas, 37 perak, dan 90 perunggu. Adapun kontingen Aceh di posisi kelima, meraih 56 medali emas, 43 perak, dan 50 perunggu.

Dua kontingen tuan rumah pada PON XXI ini berhasil mencapai targetnya dalam perburuan medali. Sumatera Utara yang menargetkan masuk lima besar PON XXI dipastikan melampaui targetnya dengan mencapai empat besar. Sementara Aceh juga dipastikan memenuhi targetnya mencapai sepuluh besar. ***

WhatsApp Image 2024-09-19 at 01.05.53_fe4d2722
AcehBeritaSumut

Begini Penjurian Nomor Wakesurf Ski Air di PON XXI, Kecepatan Boat di 17 Knot

Oleh: PB PON XXI/Ramsiana Gultom

BALIGE – Olahraga ski air nomor wakesurf dalam PON XXI Aceh-Sumut 2024 menampilkan sistem penjurian yang menarik perhatian. Begini ceritanya.

M Husaini Almubayyin, Ketua PSAWI Sumut sekaligus Ketua Panitia Pelaksana Cabor Ski Air, menjelaskan secara mendetail tentang sistem penjurian wakesurf yang diterapkan dalam ajang ini.

Menurut Almubayyin, penjurian pada nomor wakesurf menggunakan sistem waktu 45 detik untuk setiap pass. Selama waktu tersebut, kapal akan bergerak dari titik start menuju garis finish dengan kecepatan tetap 17 knot. “Sistem ini berlaku untuk kedua pass yang harus dilalui atlet,” ujarnya saat di Lumban Silintong, Balige pada Selasa (17/9/2024).

Penjurian dalam nomor wakesurf melibatkan evaluasi tiga kategori gerakan: standard, medium, dan advance. Gerakan standard mencakup teknik seperti knee on board, sitting duck, dan fire hydrant, yang dinilai berdasarkan tingkat kesempurnaan gerakan.

Pada level medium, penjurian berfokus pada kemampuan atlet untuk melakukan standing tall, curving, dan gerakan combo, yang merupakan kombinasi dari beberapa gerakan standard yang dilakukan secara bersambung tanpa terputus.

Level advance merupakan tantangan terbesar, di mana atlet dinilai berdasarkan kemampuannya dalam melakukan spin mulai dari 180° hingga 1.080°, serta lompatan di udara termasuk gerakan spektakuler seperti superman.

“Gerakan ini tidak hanya membutuhkan keterampilan tinggi tetapi juga kontrol dan keseimbangan yang luar biasa, karena atlet harus mendarat dengan sempurna dan melanjutkan dengan teknik paddling,” bebernya.

Almubayyin menambahkan bahwa atlet Sumatera Utara telah menunjukkan kemajuan signifikan, terutama dalam gerakan di udara dan spin. Meski demikian, mereka menghadapi pesaing kuat dari Jawa Barat dan Riau.

“Saya sangat optimis atlet Sumut akan menampilkan performa terbaik dan berpotensi meraih medali emas,” tegas Almubayyin.

Dari hasil babak quarter final, kelima atlet Sumut berhasil melaju ke babak semifinal, yaitu Nopherius Laowo, Jelius Wau, Fransilon Maputra Wau, Raflin Wau, dan Kevin Gelbert Fotaroma Wau. Almubayyin yakin salah satu dari mereka akan mampu mengukir prestasi terbaik dan membawa pulang medali emas untuk Sumut.

WhatsApp Image 2024-09-19 at 01.06.10_9584a0a9
AcehBeritaSumut

Kanaya dari Jakarta Memukau di Semifinal Wakeboard Putri

Oleh: PB PON XXI SUMUT/Ramsian Gultom

BALIGE – Peski air asal DKI Jakarta, Kanaya Anindita, tampil memukau di babak semifinal Wakeboard Putri yang diikuti 12 peski air tersebut, Selasa (17/9/2024). Dalam proses penjurian, dua peski dengan raihan skor tertinggi dari tiga Heat yang dipertandingkan akan masuk ke babak final.

Dari rilis yang dikeluarkan panitia, adapun peski air yang berlaga di Heat 1 yakni oleh Indah Ayu Safitri (Riau), Adiva Zahira Nayhania (Riau), Anissa Anastasia (Kaltim), dan Amanda Salsabila (Sulsel).

Kemudian Heat 2 diikuti Wiranti Astuti (Riau) Azilla Khaira Tussa (DKI Jakarta), Andrea Belli Rosa (Jabar), dan Nadya Atalia boru Sinaga (Jabar). Sementara Heat 3 diiiuti oleh Rahmadani Citra Mahaueni (DKI Jakarta), Adinda Saltsabitah Sellery (Sulsel), Niechelle Arsy Nasution (Jabar), dan Kanaya Anindita (DKI Jakarta).

Atlet Jakarta, Kanaya Anindita tampil memukau dan mendominasi pertandingan setelah berhasil mengeluarkan tiga kali invert (gerakan berputar di udara) dengan sempurna.

Kanaya Anindita sendiri sebelumnya telah menarget medali emas di nomor wakesurf putri ini. Tidak hanya di nomor individu, targetnya juga meraih emas untuk tim.

Tampil di heat ke 3 dan menjadi peserta terakhir yang tampil, Kanaya menjadi penutup yang sempurna. Gerakan yang dia tampilkan pun jauh melampaui atlet-atlet lainnya.

Usai bertanding, Kanaya membagikan pengalamannya bertanding di Lumban Silintong yang merupakan venue alternatif penyelenggaraan nomor wakesurf dan wakeboard diadakan di Balige.

“Di sini airnya jauh lebih tenang. Sangat bersyukur bisa menampilkan yang terbaik dari diri saya hari ini. Tadi saya mengeluarkan tiga kali invert dan spin tapi itu belum semua yang saya keluarin, tapi itu pun scorenya sudah melebihi dari yang lain. Jadi saya bersyukur bisa mengeluarkan invert-invert yang sudah saya latih di sini,” ujarnya.

Bertanding di Danau Toba, Kanaya mengaku berbeda jauh jika dibandingkan dengan latihan sebelumnya di beberapa daerah yang dia jajal. “Danau Toba itu permukaan airnya lebih licin dan airnya lebih dingin jadi suka gemetar saat main,” imbuhnya.

Meski hasil resmi belum dirilis, Kanaya sendiri dipastikan masuk ke babak final. Kanaya mengaku siap mengeluarkan seluruh kemampuannya termasuk invert-invert yang belum sempat dia keluarkan di babak semifinal ini.

Panitia sendiri melaksanakan pertandingan ini di lintasan alternatif yakni di perairan Danau Toba di Lumban Silintong Ujung, tepatnya di sekitaran Cafe Timothy.

WhatsApp-Image-2024-09-18-at-23.52.06_ef89b747
AcehBeritaSumut

Syahrial dan Nella Ajak Anak Muda dan Masyarakat Geluti Atletik

MEDAN – Dua atlet Sumatera Utara peraih medali emas PON XXI/2024 Aceh-Sumut dan pemecah rekor nasional, Muhammad Syahrial Baktii dan Nella Agustin, mengajak anak-anak muda Sumatera Utara menggemari olahraga atletik. Ajakan itu dimaksudkan agar dari Sumut muncul lebih banyak lagi atlet berprestasi nasional dan yang lebih tinggi lagi.

Pesan itu disampaikan Syahrial Bakti dan Nella pada konferensi pers di Medan, Rabu (18/9). Syahrial Bakti meraih medali emas tolak peluru putra PON XXI, sedangkan Nella meraih medali emas nomor lari 200 meter putri, 400 meter gawang putri, dan 4×400 meter mix.

Pada nomor tolak peluru putra, tolakan Syahrial sejauh 16,68 meter memecahkan rekor PON yang telah berusia 23 tahun. Rekor itu, 16,06 meter, dibuat oleh Sukraj Singh, yang tak lain adalah pelatih Syahrial saat ini.

Adapun Nella pada nomor lari 200 meter putri, meraih medali emas dengan catatan waktu 23,61 detik. Catatan waktunya ini memecahkan rekor nasional atas namanya sendiri, 23,63 detik. Catatan waktunya itu juga memecahkan rekor PON yang diciptakan Irene Truitje Joseph (Maluku) pada PON tahun 2000 di Jawa Timur dengan waktu 23,98 detik.

Pada nomor 400 meter lari gawang putri, Nella mencatatkan waktu 58,3 detik. Waktunya memecahkan rekor nasional dan rekor PON. Rekor nasional sebelumnya diciptakan oleh Viera Hetari dari Maluku dengan catatan waktu 59,64 detik pada tahun 2011. Adapun rekor PON sebelumnya dibuat oleh Maryati (NTB) pada PON tahun 2012 di Riau dengan waktu 60,31 detik.

Khusus di nomor lari 4×400 meter mix, Nella merebut medali emas bersama Siska Simamora, M. Khairuddin, dan Ayyub Niti yang tergabung dalam tim campuran Sumatera Utara.

Baik Syahrial maupun Nella menyatakan masih ingin berprestasi lebih tinggi lagi bagi Sumatera Utara dan Indonesia. Karena itu, keinginan keduanya mengajak anak-anak muda Sumatera Utara dan masyarakat umumnya untuk menggeluti olahraga atletik sangat beralasan. Keduanya telah membuktikan bahwa atlet-atlet Sumatera Utara dapat berprestasi hebat.

Apalagi Sumatera Utara kini memiliki Stadion Madya Atletik yang bertaraf internasional. Stadion yang baru, yang telah digunakan pada PON XXI/2024, terletak di kompleks Sport Center di Kabupaten Deli Serdang di atas lahan 300 hektare. ***

angkat-besar-jabar-yusri-1464335178
AcehBeritaSumut

Update Klasemen PON XXI: Jawa Barat Tancap Gas Menyalip DKI Jakarta

Kontingen Jawa Barat tancap gas pada dua hari sebelum berakhirnya Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh Sumut 2024. Seperti balapan F1, Jabar menyalip jelang tikungan akhir.

Gebrakan Jabar terjadi pada Rabu (18/9). Hingga pukul 20.30 WIB, meraup 148 medali emas, 131 perak, dan 130 perunggu. Total:409 medali.

Tambahan pundi-pundi emas Jabar digali dari cabang olahraga angkat berat yang merengkuh 4 emas masing-masing di kelas 93 kg putra, 105 kg putra, 76 kg putri dan kelas 84 kg putri.

Kemudian 3 emas disumbangkan dari cabor atletik, 20 km jalan cepat putra, 4×100 meter estafer putri, dan lontar martil putri.

Cabor bela diri seperti sambo, karate, gulat, dan kickboxing juga tak ketinggalan memberikan kontribusi. Cabor terukur seperti dayung, arung jeram, renang, menembak, equestrian, juga membuat pundi emas Jabar membengkak.

DKI Jakarta yang sebelumnya bertakhta di puncak klasemen, kini harus lengser ke posisi kedua. Perjuangan atlet Jakarta kini total menghasilkan total 381 medali. Rinciannya: 144 emas, 121 perak, dan 116 perunggu.

Sementara itu, Jawa Timur tampaknya cukup ‘anteng’ di tempat ketiga dengan tabungan 110 emas, 111 perak dan 117 perunggu.

Raihan tersebut cukup nyaman dari persaingan kedua tuan rumah yang berada di tangga keempat dan kelima.

Sumatera Utara yang mengintip di urutan keempat membawa 67 emas, 36 perak, dan 86 perunggu. Sementara Aceh satu strip di bawahnya dengan 55 emas, 41 perak dan 48 perunggu.

Jawa tengah memantau dari posisi keenam dengan 51 emas, 52 perak, 91 perunggu. Posisi ini cukup aman dan mustahil terkejar dari Bali yang berada di bawahnya dengan 27 emas.

DI Yogyakarta, Kalimantan Timur, dan Lampung memantik posisi 10 besar. Sedangkan juru kunci ditempati Maluku Utara dengan percikan satu perunggu. 

Klasemen Sementara Perolehan Medali PON XXI Aceh-Sumut Rabu (18/9) hingga pukul 20.00 WIB

IMG_1143
AcehBeritaSumut

From Zero to Hero: Kisah Seorang Yatim Piatu Juara Dunia Hapkido

Juara Hapkido Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 nomor Daeryun kelas 59-63 kg putri, Devi Safitri memiliki cerita tentang perjuangan sebagai seorang atlet. Sederhananya, ia mampu sukses saat ini karena olahraga.Masa mudanya dilalui dengan perjuangan menghadapi berbagai tantangan berat, termasuk diantaranya untuk bertahan hidup.

From Zero
Ibunya sempat sakit parah dan divonis meninggal dunia, namun justru Sang Ayah yang secara mengejutkan dipanggil terlebih dahulu ke pangkuan Tuhan YME. “Jadi ditinggal orang tua waktu jaman SMA, kelas 1 SMA tahun 2013. Kalau waktu itu yang meninggal dulu itu Ayah saya, padahal yang sakit Ibu saya, beda 100 hari dari Ayah meninggal, Ibu menyusul jadi perbedaan antara Ayah dan Ibu itu hanya 100 hari,” terangnya.

Alhasil, Devi harus menjalankan masa remaja tanpa orang tua, bahkan ia juga bertanggung jawab atas adiknya. “Posisi di situ saya hanya 2 bersaudara. Saya SMA kelas 1, adik saya kelas 4 SD.,” sambungnya menerangkan.

Beruntung, Pamannya memberi dukungan sampai Devi dan adiknya lulus SMA. “Selama kami ditinggal orang tua itu kami ditanggung, kayak dibiayai dari pendidikan sampai biaya hidupku, dibiayain sama Paman sendiri,” terangnya.

Meski begitu, Devi enggan memberatkan Pamannya dan tetap berupaya bekerja untuk tetap hidupi dirinya beserta Sang Adik. Pekerjaan kasar Devi lakukan sembari menjadi atlet. “Kan saya kan enggak mungkin memberatkan Paman Saya saja, sedangkan adik saya juga ada. Jadi saya inisiatif kerja gitu.,” katanya mengawali cerita.

Prinsip tetap dipegang kuat oleh Devi dalam menjalani hidupnya. “Iya saya itu prinsipnya enggak mau beratin, karena adik saya kan masih SD, masih banyak waktu. Jadi kalau saya ngeberatin semuanya kan kasihan juga, mana paman saya belum nikah waktu itu kan, kasihan juga dia mau tabung, pasti mau nikah kalau laki-laki kan kita perlu uang.,” ujarnya.

“Di suruh mengantre minyak, ya saya mengikut antre minyak begitu, kayak ada penjual apung nama, kalau di tempat saya kan banyak banget sungai jadi di situ ada kayak Pertamina apung gitu, saya ngikut mengantre di situ dapat misalnya dapat 3 jerigen, itu kita dikasih Rp 100.000 kan lumayan kan,” jelasnya tentang pekerjaan yang berkaitan dengan BBM.

Tak hanya itu, pasir pun juga digarapnya demi menyambung hidup dan tidak memberatkan Sang Paman. “Habis itu, Paman yang kita, yang punya kapal misalnya kita bantu. Jadi ya misalnya ngambil pasir. Itu pasir di tongkang yang selesai, nah daripada dibuang, kita yang ambil begitu. Jadi ikut-ikut saya.,” sambungnya menceritakan pekerjaan memungut sisa pasir.

“Saya ngikut aja yang penting halal menurut saya,” tegasnya.

Cerita Devi berlanjut dengan awal terjun ke Hakido setelah sebelumnya ia menekuni Taekwondo. “Ini awalnya saya itu dikenalin sama pelatihnya. Dulu kami (saya) sebelum ikut Hapkido, kami mengikuti Taekwondo dan pelatih kami yang Taekwondo ini dia mengikuti Hapkido melalui Short Course dari pihak Pengurus Pusat Hapkido Indonesia (PP.HI). Itu masuk ke daerah-daerah bang.,” terang Devi tentang Short Course yang disajikan seperti sosialisasi atau seminar perkenalan.

Ketika itu, Devi diyakinkan pelatihnya bahwa masa depan olahraga Hapkido begitu menjanjikan. “di situ kami direkrut pelatih. Hapkido ini bela diri baru, insya Allah menjanjikan ke depannya.,” tambahnya.

“Saya itu kan manut-manut aja apa kata pelatih, ngikut aja jadi awal mulanya saya coba-coba aja ini, tapi ya dari coba-coba itu saya jadi ketagihan begitu. Oh ternyata bela diri ini cocok nih karena saya sudah punya basic-nya Taekwondo jadi saya tinggal tambah bantingan tambah pukulan jadi tertarik.,” jelas Devi.

Selanjutnya pasca Short Course di Pontianak, Hapkido diupayakan mendirikan Pengurus Provinsi di Kalimantan Barat. Dengan izin KONI Provinsi, atlet Kalimantan Barat mampu mewakili provinsi pada kejuaraan nasional. Devi pun berolak ke Yogyakarta untuk Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Hapkido pertama tahun 2017.

“Di Yogyakarta, kami mendapatkan juara satu. Setelah dapat juara satu, itu kita kayak direkrut begitu untuk mewakili Indonesia dalam mengikuti kejuaraan dunia di Korea selatan waktu tahun 2018, Alhamdulillahnya kami dapat juara 1 bang.,” ucapnya menceritakan momen yang mengubah hidupnya. Kala itu Devi juara Daeryun Under 63 kg.

To Hero

Setelah pulang dari Korea Selatan, Gubernur Kalimantan Barat saat itu, H.Sutarmidji menyambut dengan suka cita. “Kita disambut bahwa saya ini sudah bawa nama Indonesia jadi atlet Kalimantan Barat membawa nama harum Indonesia, ini kita disambut karena kebanggaan Kalimantan Barat,” katanya.

“Jadi pas di bandara itu kita ada acara penyambutan di kalungkan pakai bunga, kita diarak sampai ke Kantor Bupati, dari sana kita diarak sampai rumah, pokoknya diarak sampai di rumah. Serius saya bang!” tegasnya bangga.

“Saya kan tinggalnya di desa ya Bang bukan di kota, pejabat-pejabat jaranglah masuk desa tapi pas saya menang itu orang tuh tahu, oh ini loh atletnya yang mengharumkan nama Indonesia, ini mereka ada didaerah saya. Jadi mulai saat itu, orang tuh tau daerah saya,” terangnya.

“Jadi sampai sekarang tuh orang tau, taunya oh Devi yang atlet juara dunia,” ceritanya.

“Cerita saya tuh ada sedihnya, tapi memang betul perjuangan saya tuh ga mudah, awalnya ga dikenal orang sampai saya berdiri sekarang, orang taunya dikenal Hapkido, oh Devi Hapkido ya, oh Devi yang juara dunia ya, sampai sekarang orang tuh kenalnya Devi Hapido,” ungkapnya.

“Sepulang saya dari kejuaraan dunia itu Bang, Hapkido di Kalimantan Barat itu jadi Booming, Viral lah. Apa itu Hapkido? Kek gimana loh bela dirinya? Kok baru dengar, Kok asing di telinga gitu, orang-orang itu pada bertanya dan juga pengen loh anaknya daftar.,” sambungnya.

Ia juga sarankan untuk belajar bela diri, khususnya untuk perempuan. “Sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan, kita bisa menyelamatkan diri kita dulu. Jadi orang di sana tuh pada pengen daftarin anaknya Hapkido.,” sarannya.

Apresiasi Gubernur Kalimantan Barat ketika itu luar biasa, hingga menghadiahi Devi rumah.

Juara Hapkido menuju Karier Militer

Sambutan meriah di bandara hingga rumah menjadi salah satu momen bersejarah bagi Devi, namun salah satu yang berdampak hingga kini adalah memasukkannya ke TNI AD. “Dari juara dunia itu, saya Alhamdulillahnya dari pihak PP.HI kasih rekomendasi surat ke Bapak Pangdam bahwa ini loh atlet dunia berasal dari daerah, ingin masuk tentara,” terangnya.

“Alhamdulillahnya, sebelum Bapak Pangdam itu cari saya, Bapak Gubernur juga sudah ngobrol sama Bapak Pangdam bahwa kita ada atlet, ada putri daerah yang berprestasi di kejuaraan dunia.,” tandasnya sembari mengenang Pangdam saat itu, Mayjen TNI Purn Ahmad Supriyadi yang mengundangnya langsung untuk bertemu. Beruntungnya, Pangdam Tanjung Pura ketika itu senang dengan olahraga.
“Kamu seriusan mau jadi tentara? Kalau kamu serius, kamu urus administrasi, kamu ikut seleksi, ikut seleksi seperti biasanya,” cerita Devi tentang pertanyaan Pangdam ketika itu. Tentu Devi menyambut hangat pertanyaan tersebut dan mendaftarkan diri.

“Alhamdulillah, apa yang beliau janjikan, beliau omongkan tuh bener ditepati dan alhamdulillah masuk tentara, Rp 1 itu saya nggak ngeluarin sama sekali, alhamdulillah murni diundang langsung sama Pangdam, reward setelah saya bertanding itu saya jadi tentara,” sambungnya.

Meski sudah daftar tentara, Devi tetap tampil pada kompetisi Hapkido. Tahun 2018 ia mendaftar dan 2019 pelantikan. Sebelum dinas, Devi sempat mengikuti Kejuaraan Asia Tenggara. Dari kejuaraan itu, Devi meraih medali emas dan hadiah menarik menantinya.

“Setelah pulang dari dapat kejuaraan Asia Tenggara, saya mengharumkan nama Indonesia, mengharumkan nama Kalimantan Barat, mengharumkan nama Kodam XII Tanjungpura. Saya diberi reward lagi bang untuk berangkat misi perdamaian ikut pasukan PBB di Afrika Tengah.,” katanya bangga.

Sepulang dari dinas, Devi ditempatkan menjadi ajudan dari istri Pandam Mayjen TNI Purn Sulaiman Agusto Hambuako. “Ajudan tunggal Ibu sendirian saja, terus karena kita dekat kayak anak sendiri di anggap kayak keluarga sama Ibu,” tambahnya.

“Alhamdulillah setelah saya jadi militer berubah, hidup saya tuh berubah. Berubahnya tuh bukan berapa, ini berubahnya itu memang 100% berubah karena kenapa? Karena orang udah tahu saya jadi tentara. Saya juga masih bisa berprestasi, juga bisa membanggakan Indonesia terus alhamdulillahnya adik saya juga berhasil masuk tentara juga,” jelasnya.

Pantang Lupa Masa Lalu

Menjadi seperti Devi yang sekarang, bukan berarti membuatnya lupa akan masa lalu dan jasa-jasa orang lain terhadap dirinya. Pamannya, tentu menjadi orang pertama yang dibanggakannya, bahkan sudah seperti orang tuanya.

“Alhamdulillah saya bisa merubah hidup keluarga saya lalu sekarang saya bisa membalas jasanya Paman saya, keluarga saya alhamdulillah, jadi kita enggak membebankan keluarga lagi,” terangnya ingin berbakti.

“Jadi kita menganggap Paman itu bukan Paman, tapi kita anggap kayak orang tua karena kita merasakan tanpa mereka kita belum tentu tamat sekolah. Belum tentu adik saya sampai sekarang bisa sekolah, bisa makan, bisa minum,” jelas Devi.

Kemudian, Hapkido pun tidak akan dilupakannya. Pasca selesai menjadi atlet, ia tetap ingin berbakti dengan melanjutkan jadi pelatih, untuk sosialisasi olahraga Korea tersebut. “Karena Hapkido yang mengubah hidup saya, jadi gak mungkin orang yang udah mengubah hidup kita, kita tinggalin, nggak mungkin!” katanya.

“Kalau saya memang nggak jadi atlet, minimal saya jadi pelatih. Ya ke depannya karena kan atlet ada masa umurnya, masa jaya itu ada,” ujarnya.