WhatsApp Image 2024-09-19 at 01.05.53_fe4d2722
AcehBeritaSumut

Begini Penjurian Nomor Wakesurf Ski Air di PON XXI, Kecepatan Boat di 17 Knot

Oleh: PB PON XXI/Ramsiana Gultom

BALIGE – Olahraga ski air nomor wakesurf dalam PON XXI Aceh-Sumut 2024 menampilkan sistem penjurian yang menarik perhatian. Begini ceritanya.

M Husaini Almubayyin, Ketua PSAWI Sumut sekaligus Ketua Panitia Pelaksana Cabor Ski Air, menjelaskan secara mendetail tentang sistem penjurian wakesurf yang diterapkan dalam ajang ini.

Menurut Almubayyin, penjurian pada nomor wakesurf menggunakan sistem waktu 45 detik untuk setiap pass. Selama waktu tersebut, kapal akan bergerak dari titik start menuju garis finish dengan kecepatan tetap 17 knot. “Sistem ini berlaku untuk kedua pass yang harus dilalui atlet,” ujarnya saat di Lumban Silintong, Balige pada Selasa (17/9/2024).

Penjurian dalam nomor wakesurf melibatkan evaluasi tiga kategori gerakan: standard, medium, dan advance. Gerakan standard mencakup teknik seperti knee on board, sitting duck, dan fire hydrant, yang dinilai berdasarkan tingkat kesempurnaan gerakan.

Pada level medium, penjurian berfokus pada kemampuan atlet untuk melakukan standing tall, curving, dan gerakan combo, yang merupakan kombinasi dari beberapa gerakan standard yang dilakukan secara bersambung tanpa terputus.

Level advance merupakan tantangan terbesar, di mana atlet dinilai berdasarkan kemampuannya dalam melakukan spin mulai dari 180° hingga 1.080°, serta lompatan di udara termasuk gerakan spektakuler seperti superman.

“Gerakan ini tidak hanya membutuhkan keterampilan tinggi tetapi juga kontrol dan keseimbangan yang luar biasa, karena atlet harus mendarat dengan sempurna dan melanjutkan dengan teknik paddling,” bebernya.

Almubayyin menambahkan bahwa atlet Sumatera Utara telah menunjukkan kemajuan signifikan, terutama dalam gerakan di udara dan spin. Meski demikian, mereka menghadapi pesaing kuat dari Jawa Barat dan Riau.

“Saya sangat optimis atlet Sumut akan menampilkan performa terbaik dan berpotensi meraih medali emas,” tegas Almubayyin.

Dari hasil babak quarter final, kelima atlet Sumut berhasil melaju ke babak semifinal, yaitu Nopherius Laowo, Jelius Wau, Fransilon Maputra Wau, Raflin Wau, dan Kevin Gelbert Fotaroma Wau. Almubayyin yakin salah satu dari mereka akan mampu mengukir prestasi terbaik dan membawa pulang medali emas untuk Sumut.

WhatsApp Image 2024-09-19 at 01.06.10_9584a0a9
AcehBeritaSumut

Kanaya dari Jakarta Memukau di Semifinal Wakeboard Putri

Oleh: PB PON XXI SUMUT/Ramsian Gultom

BALIGE – Peski air asal DKI Jakarta, Kanaya Anindita, tampil memukau di babak semifinal Wakeboard Putri yang diikuti 12 peski air tersebut, Selasa (17/9/2024). Dalam proses penjurian, dua peski dengan raihan skor tertinggi dari tiga Heat yang dipertandingkan akan masuk ke babak final.

Dari rilis yang dikeluarkan panitia, adapun peski air yang berlaga di Heat 1 yakni oleh Indah Ayu Safitri (Riau), Adiva Zahira Nayhania (Riau), Anissa Anastasia (Kaltim), dan Amanda Salsabila (Sulsel).

Kemudian Heat 2 diikuti Wiranti Astuti (Riau) Azilla Khaira Tussa (DKI Jakarta), Andrea Belli Rosa (Jabar), dan Nadya Atalia boru Sinaga (Jabar). Sementara Heat 3 diiiuti oleh Rahmadani Citra Mahaueni (DKI Jakarta), Adinda Saltsabitah Sellery (Sulsel), Niechelle Arsy Nasution (Jabar), dan Kanaya Anindita (DKI Jakarta).

Atlet Jakarta, Kanaya Anindita tampil memukau dan mendominasi pertandingan setelah berhasil mengeluarkan tiga kali invert (gerakan berputar di udara) dengan sempurna.

Kanaya Anindita sendiri sebelumnya telah menarget medali emas di nomor wakesurf putri ini. Tidak hanya di nomor individu, targetnya juga meraih emas untuk tim.

Tampil di heat ke 3 dan menjadi peserta terakhir yang tampil, Kanaya menjadi penutup yang sempurna. Gerakan yang dia tampilkan pun jauh melampaui atlet-atlet lainnya.

Usai bertanding, Kanaya membagikan pengalamannya bertanding di Lumban Silintong yang merupakan venue alternatif penyelenggaraan nomor wakesurf dan wakeboard diadakan di Balige.

“Di sini airnya jauh lebih tenang. Sangat bersyukur bisa menampilkan yang terbaik dari diri saya hari ini. Tadi saya mengeluarkan tiga kali invert dan spin tapi itu belum semua yang saya keluarin, tapi itu pun scorenya sudah melebihi dari yang lain. Jadi saya bersyukur bisa mengeluarkan invert-invert yang sudah saya latih di sini,” ujarnya.

Bertanding di Danau Toba, Kanaya mengaku berbeda jauh jika dibandingkan dengan latihan sebelumnya di beberapa daerah yang dia jajal. “Danau Toba itu permukaan airnya lebih licin dan airnya lebih dingin jadi suka gemetar saat main,” imbuhnya.

Meski hasil resmi belum dirilis, Kanaya sendiri dipastikan masuk ke babak final. Kanaya mengaku siap mengeluarkan seluruh kemampuannya termasuk invert-invert yang belum sempat dia keluarkan di babak semifinal ini.

Panitia sendiri melaksanakan pertandingan ini di lintasan alternatif yakni di perairan Danau Toba di Lumban Silintong Ujung, tepatnya di sekitaran Cafe Timothy.

WhatsApp-Image-2024-09-18-at-23.52.06_ef89b747
AcehBeritaSumut

Syahrial dan Nella Ajak Anak Muda dan Masyarakat Geluti Atletik

MEDAN – Dua atlet Sumatera Utara peraih medali emas PON XXI/2024 Aceh-Sumut dan pemecah rekor nasional, Muhammad Syahrial Baktii dan Nella Agustin, mengajak anak-anak muda Sumatera Utara menggemari olahraga atletik. Ajakan itu dimaksudkan agar dari Sumut muncul lebih banyak lagi atlet berprestasi nasional dan yang lebih tinggi lagi.

Pesan itu disampaikan Syahrial Bakti dan Nella pada konferensi pers di Medan, Rabu (18/9). Syahrial Bakti meraih medali emas tolak peluru putra PON XXI, sedangkan Nella meraih medali emas nomor lari 200 meter putri, 400 meter gawang putri, dan 4×400 meter mix.

Pada nomor tolak peluru putra, tolakan Syahrial sejauh 16,68 meter memecahkan rekor PON yang telah berusia 23 tahun. Rekor itu, 16,06 meter, dibuat oleh Sukraj Singh, yang tak lain adalah pelatih Syahrial saat ini.

Adapun Nella pada nomor lari 200 meter putri, meraih medali emas dengan catatan waktu 23,61 detik. Catatan waktunya ini memecahkan rekor nasional atas namanya sendiri, 23,63 detik. Catatan waktunya itu juga memecahkan rekor PON yang diciptakan Irene Truitje Joseph (Maluku) pada PON tahun 2000 di Jawa Timur dengan waktu 23,98 detik.

Pada nomor 400 meter lari gawang putri, Nella mencatatkan waktu 58,3 detik. Waktunya memecahkan rekor nasional dan rekor PON. Rekor nasional sebelumnya diciptakan oleh Viera Hetari dari Maluku dengan catatan waktu 59,64 detik pada tahun 2011. Adapun rekor PON sebelumnya dibuat oleh Maryati (NTB) pada PON tahun 2012 di Riau dengan waktu 60,31 detik.

Khusus di nomor lari 4×400 meter mix, Nella merebut medali emas bersama Siska Simamora, M. Khairuddin, dan Ayyub Niti yang tergabung dalam tim campuran Sumatera Utara.

Baik Syahrial maupun Nella menyatakan masih ingin berprestasi lebih tinggi lagi bagi Sumatera Utara dan Indonesia. Karena itu, keinginan keduanya mengajak anak-anak muda Sumatera Utara dan masyarakat umumnya untuk menggeluti olahraga atletik sangat beralasan. Keduanya telah membuktikan bahwa atlet-atlet Sumatera Utara dapat berprestasi hebat.

Apalagi Sumatera Utara kini memiliki Stadion Madya Atletik yang bertaraf internasional. Stadion yang baru, yang telah digunakan pada PON XXI/2024, terletak di kompleks Sport Center di Kabupaten Deli Serdang di atas lahan 300 hektare. ***

angkat-besar-jabar-yusri-1464335178
AcehBeritaSumut

Update Klasemen PON XXI: Jawa Barat Tancap Gas Menyalip DKI Jakarta

Kontingen Jawa Barat tancap gas pada dua hari sebelum berakhirnya Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh Sumut 2024. Seperti balapan F1, Jabar menyalip jelang tikungan akhir.

Gebrakan Jabar terjadi pada Rabu (18/9). Hingga pukul 20.30 WIB, meraup 148 medali emas, 131 perak, dan 130 perunggu. Total:409 medali.

Tambahan pundi-pundi emas Jabar digali dari cabang olahraga angkat berat yang merengkuh 4 emas masing-masing di kelas 93 kg putra, 105 kg putra, 76 kg putri dan kelas 84 kg putri.

Kemudian 3 emas disumbangkan dari cabor atletik, 20 km jalan cepat putra, 4×100 meter estafer putri, dan lontar martil putri.

Cabor bela diri seperti sambo, karate, gulat, dan kickboxing juga tak ketinggalan memberikan kontribusi. Cabor terukur seperti dayung, arung jeram, renang, menembak, equestrian, juga membuat pundi emas Jabar membengkak.

DKI Jakarta yang sebelumnya bertakhta di puncak klasemen, kini harus lengser ke posisi kedua. Perjuangan atlet Jakarta kini total menghasilkan total 381 medali. Rinciannya: 144 emas, 121 perak, dan 116 perunggu.

Sementara itu, Jawa Timur tampaknya cukup ‘anteng’ di tempat ketiga dengan tabungan 110 emas, 111 perak dan 117 perunggu.

Raihan tersebut cukup nyaman dari persaingan kedua tuan rumah yang berada di tangga keempat dan kelima.

Sumatera Utara yang mengintip di urutan keempat membawa 67 emas, 36 perak, dan 86 perunggu. Sementara Aceh satu strip di bawahnya dengan 55 emas, 41 perak dan 48 perunggu.

Jawa tengah memantau dari posisi keenam dengan 51 emas, 52 perak, 91 perunggu. Posisi ini cukup aman dan mustahil terkejar dari Bali yang berada di bawahnya dengan 27 emas.

DI Yogyakarta, Kalimantan Timur, dan Lampung memantik posisi 10 besar. Sedangkan juru kunci ditempati Maluku Utara dengan percikan satu perunggu. 

Klasemen Sementara Perolehan Medali PON XXI Aceh-Sumut Rabu (18/9) hingga pukul 20.00 WIB

IMG_1143
AcehBeritaSumut

From Zero to Hero: Kisah Seorang Yatim Piatu Juara Dunia Hapkido

Juara Hapkido Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 nomor Daeryun kelas 59-63 kg putri, Devi Safitri memiliki cerita tentang perjuangan sebagai seorang atlet. Sederhananya, ia mampu sukses saat ini karena olahraga.Masa mudanya dilalui dengan perjuangan menghadapi berbagai tantangan berat, termasuk diantaranya untuk bertahan hidup.

From Zero
Ibunya sempat sakit parah dan divonis meninggal dunia, namun justru Sang Ayah yang secara mengejutkan dipanggil terlebih dahulu ke pangkuan Tuhan YME. “Jadi ditinggal orang tua waktu jaman SMA, kelas 1 SMA tahun 2013. Kalau waktu itu yang meninggal dulu itu Ayah saya, padahal yang sakit Ibu saya, beda 100 hari dari Ayah meninggal, Ibu menyusul jadi perbedaan antara Ayah dan Ibu itu hanya 100 hari,” terangnya.

Alhasil, Devi harus menjalankan masa remaja tanpa orang tua, bahkan ia juga bertanggung jawab atas adiknya. “Posisi di situ saya hanya 2 bersaudara. Saya SMA kelas 1, adik saya kelas 4 SD.,” sambungnya menerangkan.

Beruntung, Pamannya memberi dukungan sampai Devi dan adiknya lulus SMA. “Selama kami ditinggal orang tua itu kami ditanggung, kayak dibiayai dari pendidikan sampai biaya hidupku, dibiayain sama Paman sendiri,” terangnya.

Meski begitu, Devi enggan memberatkan Pamannya dan tetap berupaya bekerja untuk tetap hidupi dirinya beserta Sang Adik. Pekerjaan kasar Devi lakukan sembari menjadi atlet. “Kan saya kan enggak mungkin memberatkan Paman Saya saja, sedangkan adik saya juga ada. Jadi saya inisiatif kerja gitu.,” katanya mengawali cerita.

Prinsip tetap dipegang kuat oleh Devi dalam menjalani hidupnya. “Iya saya itu prinsipnya enggak mau beratin, karena adik saya kan masih SD, masih banyak waktu. Jadi kalau saya ngeberatin semuanya kan kasihan juga, mana paman saya belum nikah waktu itu kan, kasihan juga dia mau tabung, pasti mau nikah kalau laki-laki kan kita perlu uang.,” ujarnya.

“Di suruh mengantre minyak, ya saya mengikut antre minyak begitu, kayak ada penjual apung nama, kalau di tempat saya kan banyak banget sungai jadi di situ ada kayak Pertamina apung gitu, saya ngikut mengantre di situ dapat misalnya dapat 3 jerigen, itu kita dikasih Rp 100.000 kan lumayan kan,” jelasnya tentang pekerjaan yang berkaitan dengan BBM.

Tak hanya itu, pasir pun juga digarapnya demi menyambung hidup dan tidak memberatkan Sang Paman. “Habis itu, Paman yang kita, yang punya kapal misalnya kita bantu. Jadi ya misalnya ngambil pasir. Itu pasir di tongkang yang selesai, nah daripada dibuang, kita yang ambil begitu. Jadi ikut-ikut saya.,” sambungnya menceritakan pekerjaan memungut sisa pasir.

“Saya ngikut aja yang penting halal menurut saya,” tegasnya.

Cerita Devi berlanjut dengan awal terjun ke Hakido setelah sebelumnya ia menekuni Taekwondo. “Ini awalnya saya itu dikenalin sama pelatihnya. Dulu kami (saya) sebelum ikut Hapkido, kami mengikuti Taekwondo dan pelatih kami yang Taekwondo ini dia mengikuti Hapkido melalui Short Course dari pihak Pengurus Pusat Hapkido Indonesia (PP.HI). Itu masuk ke daerah-daerah bang.,” terang Devi tentang Short Course yang disajikan seperti sosialisasi atau seminar perkenalan.

Ketika itu, Devi diyakinkan pelatihnya bahwa masa depan olahraga Hapkido begitu menjanjikan. “di situ kami direkrut pelatih. Hapkido ini bela diri baru, insya Allah menjanjikan ke depannya.,” tambahnya.

“Saya itu kan manut-manut aja apa kata pelatih, ngikut aja jadi awal mulanya saya coba-coba aja ini, tapi ya dari coba-coba itu saya jadi ketagihan begitu. Oh ternyata bela diri ini cocok nih karena saya sudah punya basic-nya Taekwondo jadi saya tinggal tambah bantingan tambah pukulan jadi tertarik.,” jelas Devi.

Selanjutnya pasca Short Course di Pontianak, Hapkido diupayakan mendirikan Pengurus Provinsi di Kalimantan Barat. Dengan izin KONI Provinsi, atlet Kalimantan Barat mampu mewakili provinsi pada kejuaraan nasional. Devi pun berolak ke Yogyakarta untuk Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Hapkido pertama tahun 2017.

“Di Yogyakarta, kami mendapatkan juara satu. Setelah dapat juara satu, itu kita kayak direkrut begitu untuk mewakili Indonesia dalam mengikuti kejuaraan dunia di Korea selatan waktu tahun 2018, Alhamdulillahnya kami dapat juara 1 bang.,” ucapnya menceritakan momen yang mengubah hidupnya. Kala itu Devi juara Daeryun Under 63 kg.

To Hero

Setelah pulang dari Korea Selatan, Gubernur Kalimantan Barat saat itu, H.Sutarmidji menyambut dengan suka cita. “Kita disambut bahwa saya ini sudah bawa nama Indonesia jadi atlet Kalimantan Barat membawa nama harum Indonesia, ini kita disambut karena kebanggaan Kalimantan Barat,” katanya.

“Jadi pas di bandara itu kita ada acara penyambutan di kalungkan pakai bunga, kita diarak sampai ke Kantor Bupati, dari sana kita diarak sampai rumah, pokoknya diarak sampai di rumah. Serius saya bang!” tegasnya bangga.

“Saya kan tinggalnya di desa ya Bang bukan di kota, pejabat-pejabat jaranglah masuk desa tapi pas saya menang itu orang tuh tahu, oh ini loh atletnya yang mengharumkan nama Indonesia, ini mereka ada didaerah saya. Jadi mulai saat itu, orang tuh tau daerah saya,” terangnya.

“Jadi sampai sekarang tuh orang tau, taunya oh Devi yang atlet juara dunia,” ceritanya.

“Cerita saya tuh ada sedihnya, tapi memang betul perjuangan saya tuh ga mudah, awalnya ga dikenal orang sampai saya berdiri sekarang, orang taunya dikenal Hapkido, oh Devi Hapkido ya, oh Devi yang juara dunia ya, sampai sekarang orang tuh kenalnya Devi Hapido,” ungkapnya.

“Sepulang saya dari kejuaraan dunia itu Bang, Hapkido di Kalimantan Barat itu jadi Booming, Viral lah. Apa itu Hapkido? Kek gimana loh bela dirinya? Kok baru dengar, Kok asing di telinga gitu, orang-orang itu pada bertanya dan juga pengen loh anaknya daftar.,” sambungnya.

Ia juga sarankan untuk belajar bela diri, khususnya untuk perempuan. “Sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan, kita bisa menyelamatkan diri kita dulu. Jadi orang di sana tuh pada pengen daftarin anaknya Hapkido.,” sarannya.

Apresiasi Gubernur Kalimantan Barat ketika itu luar biasa, hingga menghadiahi Devi rumah.

Juara Hapkido menuju Karier Militer

Sambutan meriah di bandara hingga rumah menjadi salah satu momen bersejarah bagi Devi, namun salah satu yang berdampak hingga kini adalah memasukkannya ke TNI AD. “Dari juara dunia itu, saya Alhamdulillahnya dari pihak PP.HI kasih rekomendasi surat ke Bapak Pangdam bahwa ini loh atlet dunia berasal dari daerah, ingin masuk tentara,” terangnya.

“Alhamdulillahnya, sebelum Bapak Pangdam itu cari saya, Bapak Gubernur juga sudah ngobrol sama Bapak Pangdam bahwa kita ada atlet, ada putri daerah yang berprestasi di kejuaraan dunia.,” tandasnya sembari mengenang Pangdam saat itu, Mayjen TNI Purn Ahmad Supriyadi yang mengundangnya langsung untuk bertemu. Beruntungnya, Pangdam Tanjung Pura ketika itu senang dengan olahraga.
“Kamu seriusan mau jadi tentara? Kalau kamu serius, kamu urus administrasi, kamu ikut seleksi, ikut seleksi seperti biasanya,” cerita Devi tentang pertanyaan Pangdam ketika itu. Tentu Devi menyambut hangat pertanyaan tersebut dan mendaftarkan diri.

“Alhamdulillah, apa yang beliau janjikan, beliau omongkan tuh bener ditepati dan alhamdulillah masuk tentara, Rp 1 itu saya nggak ngeluarin sama sekali, alhamdulillah murni diundang langsung sama Pangdam, reward setelah saya bertanding itu saya jadi tentara,” sambungnya.

Meski sudah daftar tentara, Devi tetap tampil pada kompetisi Hapkido. Tahun 2018 ia mendaftar dan 2019 pelantikan. Sebelum dinas, Devi sempat mengikuti Kejuaraan Asia Tenggara. Dari kejuaraan itu, Devi meraih medali emas dan hadiah menarik menantinya.

“Setelah pulang dari dapat kejuaraan Asia Tenggara, saya mengharumkan nama Indonesia, mengharumkan nama Kalimantan Barat, mengharumkan nama Kodam XII Tanjungpura. Saya diberi reward lagi bang untuk berangkat misi perdamaian ikut pasukan PBB di Afrika Tengah.,” katanya bangga.

Sepulang dari dinas, Devi ditempatkan menjadi ajudan dari istri Pandam Mayjen TNI Purn Sulaiman Agusto Hambuako. “Ajudan tunggal Ibu sendirian saja, terus karena kita dekat kayak anak sendiri di anggap kayak keluarga sama Ibu,” tambahnya.

“Alhamdulillah setelah saya jadi militer berubah, hidup saya tuh berubah. Berubahnya tuh bukan berapa, ini berubahnya itu memang 100% berubah karena kenapa? Karena orang udah tahu saya jadi tentara. Saya juga masih bisa berprestasi, juga bisa membanggakan Indonesia terus alhamdulillahnya adik saya juga berhasil masuk tentara juga,” jelasnya.

Pantang Lupa Masa Lalu

Menjadi seperti Devi yang sekarang, bukan berarti membuatnya lupa akan masa lalu dan jasa-jasa orang lain terhadap dirinya. Pamannya, tentu menjadi orang pertama yang dibanggakannya, bahkan sudah seperti orang tuanya.

“Alhamdulillah saya bisa merubah hidup keluarga saya lalu sekarang saya bisa membalas jasanya Paman saya, keluarga saya alhamdulillah, jadi kita enggak membebankan keluarga lagi,” terangnya ingin berbakti.

“Jadi kita menganggap Paman itu bukan Paman, tapi kita anggap kayak orang tua karena kita merasakan tanpa mereka kita belum tentu tamat sekolah. Belum tentu adik saya sampai sekarang bisa sekolah, bisa makan, bisa minum,” jelas Devi.

Kemudian, Hapkido pun tidak akan dilupakannya. Pasca selesai menjadi atlet, ia tetap ingin berbakti dengan melanjutkan jadi pelatih, untuk sosialisasi olahraga Korea tersebut. “Karena Hapkido yang mengubah hidup saya, jadi gak mungkin orang yang udah mengubah hidup kita, kita tinggalin, nggak mungkin!” katanya.

“Kalau saya memang nggak jadi atlet, minimal saya jadi pelatih. Ya ke depannya karena kan atlet ada masa umurnya, masa jaya itu ada,” ujarnya.

selancar-ombak-e1726662493693
AcehBeritaSumut

Strategi Selancar Ombak Aceh Meraih Prestasi Gemilang

Setiap provinsi tentu memiliki strategi masing-masing guna meraih prestasi tertinggi dalam ajang multievent bergengsi tingkat nasional yaitu Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatra Utara (Sumut) Tahun 2024.

Hadir dalam konferensi pers malam ini Ketua Panitia selaku Ketua Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PB.PSOI) Aceh Dery Setiawan, Atlet peraih medali emas putra Arip Nurhidayat, dan Dhanny Widianto, serta atlet peraih medali emas putri Dhea Natasya Novitasari.

Dery Setiawan menyebut bahwa Aceh memiliki beberapa keuntungan dalam PON XXI Aceh-Sumut Tahun 2024.

“Kita sebagai tuan rumah benar-benar diuntungkan khususnya dalam cabor selancar ombak ini ya baik dari segi venue, karena kita sudah tau bagaimana kondisi laut di Aceh ini bagaimana terutama ombaknya sehingga bisa menentukan kira-kira kapan waktu yang tepat, kepada para atlet saya berharap jangan patah semangat karena perjalanan masih panjang untuk meraih prestasi tertinggi,” ungkap Dery.

Keuntungan tersebut membawa prestasi bagi tiga atlet asal Aceh yang berhasil meraih medali emas, masing-masing dari mereka membagi kisah singkat pribadinya hingga pada akhirnya mampu meraih prestasi yang gemilang.

“Saya setiap hari selalu berlatih, tentu tidak terlepas dari dukungan orang tua, saya belajar selancar ombak itu sudah dari umur lima tahun, hingga pada PON XXI Aceh-Sumut kali ini saya berhasil meraih 2 medali emas dan 1 medali perak,” ujar Dhanny atlet putra peraih medali emas Selancar Ombak kategori Aerial dan Shortboard Putra.

“Kalau saya sebetulnya sudah dari umur sembilan tahun namun karena waktu itu masih belum bisa berenang jadi sempat berhenti, melihat adik saya yang juga hobi berselancar dan meraih juara, saya kembali termotivasi dan mulai latihan lagi hampir setiap hari, saya berhasil meraih medlai emas pada PON kali ini, saya berharap nantinya akan lebih banyak kompetisi Selancar Ombak baik di Aceh maupun di luar Aceh, sehingga saya dapat mengejar target saya ke Olimpiade,” harap Dhea atlet Selancar Ombak Putri peraih medali emas kategori Longboard Putri.

“Sebenarnya saya latihan sudah dari umur 10 tahun, sempat berenti karena sempat tenggelam dan mulai latihan lagi tahun 2000an, mulai latihan lagi karena termotivasi oleh teman yang sering membicarakan seputar selancar ombak dan akhirnya saya latihan setiap hari, dan berkat dukungan tim saya berhasil meraih emas pada PON XXI Aceh-Sumut Tahun 2024 ini, ya saya berharap prestasi Selancar Ombak Aceh bisa semakin meningkat dalam kejuaraan apapun,” ucap Arip peraih medali emas dalam kategori Longboard Putra.

PB.PSOI Aceh terus melakukan strategi demi menjaring bibit-bibit atlet baru berprestasi Selancar Ombak.

“Strategi kita sebenarnya dimulai dari tingkat sekolah dasar (SD) sistemnya dengan rutin menyelenggarakan event sehingga terlihat kemampuannya dan muncul bibit baru, selain itu Training Camp (TC) sangat dibutuhkan untuk atlet, sehingga atlet termotivasi untuk tanding terutama pada penguatan mental agar dapat bersaing dengan pemain luar.” jelas Dery

Dukungan terhadap Selancar ombak sangat diharapkan oleh Ketua PB.PSOI Aceh tersebut.

“Kami berharap kepada KONI dan Pemerintah Aceh untuk selalu support para atletnya, khususnya untuk Selancar Ombak, karena kami merencanakan untuk kejuaraan sebelum menuju Sea Games, yang apabila atletnya dapat meraih prestasi di multievent internasional tentunya nama daerah akan otomatis naik, dan apabila banyak kejuaraan yang dilaksanakan tentu dapat menarik minat wisatawan dan meningkatkan ekonomi lokal,” tegas Dery menutup konferensi pers malam ini.

Saksikan langsung di Youtube Gerakita

IMG-20240918-WA0053-3321106280
AcehBeritaSumut

Kupas Masalah PON XXI dan Solusi dalam CdM Meeting Harian

Semangat memperbaiki pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 terhampar pada Chief de Mission (CdM) Meeting Harian.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Rumah Dinas Wakil Gubernur Aceh di Blang Padang, Banda Aceh, Rabu (18/9) adalah kali ke-8 sejak PON XXI Aceh-Sumut dibuka resmi oleh Presiden Joko Widodo pada 9 September 2024.

“Di ruangan ini kami mengulik masalah yang terjadi di lapangan, lalu kami mempelajari dan mencari solusi terbaik untuk mengatasinya supaya tidak terulang keesokannya,” kata Ketua Panwasrah PON XXI Wilayah Aceh, Mayjen TNI Purn. Andrie TU Soetarno.


CdM Meeting harian ini dihadiri oleh seluruh CdM kontingen 38 Provinsi plus IKN, PB PON yakni Asisten 3 Sekda Aceh Iskandar AP dan Sekum PB PON Wilayah Aceh, Muhammad Nasir Syamaun.

Sedangkan dari Panwasrah Wilayah Aceh dipimpin Andrie TU Soetarno (Ketua), Sadik Algadri, Eman Sunusi (Wakil Ketua) dan Alman Hudri (bidang transportasi) serta bidang humas Tirto Putra dan Suryansyah.

“Semakin mendekati hari H penutupan PON XXI yang akan berlangsung di Sumut pada 20 September 2024, makin menantang dan memacu kita untuk terus meningkatkan kualitas PON bersejarah ini,” ujar Andrie TU Soetarno.

Lebih lanjut dikatakan bahwa penyelenggaraan PON tak bisa luput dari masalah. Terlebih ini merupakan kali pertama PON dilangsungkan di dua provinsi: Aceh dan Sumut.

Soal musibah yang terjadi pada Selasa (17/9), di Lapangan Menembak di Aceh Besar akibat diguyur hujan deras juga menjadi perhatian serius CdM Meeting harian. Berbagai masukan atau pun saran dilontarkan peserta CdM Meeting.

“Itu force majeure tak bisa diprediksi. Tentu kami semua tak berharap itu terjadi tapi kami tak bisa menghindari. Dan ambruknya atap arena tersebut sudah tidak digunakan,” jelasnya.

Seperti diketahui venue olahraga menembak di Lapangan Tembak Rindam Iskandar Muda Mata Ie, Aceh Besar, atapnya bocor dan ambruk usai dilanda hujan deras dan angin kencang, Selasa (16/9).

Menurut Andrie sejumlah pertandingan di Lapangan Tembak Rindam telah berjalan dengan baik, dengan 21 dari 40 medali telah diperebutkan.

Namun, karena cuaca yang tidak bersahabat, langkah penghentian sementara diambil untuk memastikan keselamatan semua pihak.

“Hari ini sudah dipertandingkan kembali. Semoga cuaca hari ini baik-baik saja, sehingga beberapa cabor PON yang tertunda kemarin seperti menembak, tenis, dayung, paralayang dan lainnya dapat kembali berjalan normal,” imbuh Andrie TU Soetarno.

Soal medali kembar yang terjadi pada cabor tertentu di Sumatera Utara forum CdM Meeting Harian Aceh akan meninjau kembali hal tersebut.

Namun, Sekum PB PON Wilayah Aceh
Muhammad Nasir Syamaun dan Andrie TU Soetarno berharap tidak ada medali kembar pada cabor-cabor yang dipertandingkan di Aceh.

“Medali emas adalah pencapaian tertinggi dari sebuah prestasi pada PON. Tapi kebersamaan dan persaudaraan juga tidak kalah penting dalam event nasional ini. Sekalipun ada emas bersama kita harus duduk bersama untuk kroscek kebenarannya,” tandas Nasir Syamaun.

1608Tim-Bola-Voli-Jakarta-Akui-Sudah-Rasakan-Perbaikan-Siginifikan-Venue-Cabor-Voli-di-Sumut
AcehBeritaSumut

Tim Bola Voli Jakarta Akui Sudah Rasakan Perbaikan Siginifikan Venue Cabor Voli di Sumut

Oleh: Kemenpora

Deli Serdang: Tim voli putra Jakarta turut memberikan komentar terkait venue PON XXI/2024 Aceh-Sumut yang sempat ramai diperbincangkan publik. Venue cabang olahraga tersebut diakui sudah ada perbaikan yang cukup signifikan, sehingga pertandingan tetap berjalan lancar. 

Pemain voli tim putra Jakarta, Muhammad Daffa mengakui akses jalan ke GOR Bola Voli Indoor Sumut Sport Center, Deli Serdang sudah lebih baik dari sebelumnya. Hanya saja, kata dia masih perlu ada penyempurnaan.

“Sekarang sudah lebih bagus kalau dibandingkan dengan sebelumnya. Ya artinya sudah lebih mendingan lag,” ujar Daffa saat berbincang, Senin (16/9) malam.

Pria yang bermain sebagai middle blocker ini juga menyampaikan tanggapan soal venue voli. Menurutnya, lapangan voli sudah sangat layak untuk menggelar pertandingan. 

“Pas awal pertandingan kita coba lapangan kita akui belum oke, masih berdebu. Tapi sekarang sudah ada perubahan. Secara keseluruhan GOR ini sudah oke,” sebut Daffa.

Sementara itu, pelatih tim voli putra Jakarta, Indra Wahyudi menyampaikan, fakta di lapangan memang tak bisa terbantahkan. Kendati demikian, Indra tetap mengapresiasi berbagai upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait untuk menindaklanjuti keluhan yang ada. 

“Pasti kenyataan yang ada ini kita terima. Apalagi ditambah dengan media sosial. Yang terjadi di lapangan makin kesini menurut saya sudah ada perbaikan, meski kita akui masih perlu ada perbaikan,” jelasnya. 

Indra juga mengungkapkan, saat ini kondisi akses menuju GOR voli indoor sudah tidak becek atau berlumpur seperti diawal dia datang. Disisi lain dia juga memberi catatan agar akses masuk atlet lebih diperhatikan lagi. 

“Masukan saya ya akses masuk itu lebih diperhatikan lagi. Harus ada yang atur kemacetan agar atlet bisa lebih cepat untuk masuk ke GOR. Semoga kedepan semuanya semakin bagus,” pungkasnya. (jef)

_MG_9600
AcehBeritaSumut

Jawa Barat Ambil Alih Pimpinan Daftar Perolehan Medali PON XXI dari Jakarta

MEDAN – Kontingen “Bumi Priangan” Jawa Barat mengambil alih pimpinan daftar pengumpul medali sementara Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumut dari kontingen Jakarta, Rabu (18/9) siang. Perolehan medali kontingen Jawa Barat bertambah menjadi 138 medali emas, 129 perak, dan 123 perunggu.

Kontingen Jakarta merosot ke urutan kedua yang sebelumnya ditempati kontingen Jawa Barat. Perolehan medali kontingen “Macan Kemayoran” Jakarta melambat ketimbang Selasa kemarin. Secara keseluruhan, Jakarta telah mengumpulkan 136 medali emas, 115 perak, dan 111 perunggu.

Posisi ketiga masih ditempati kontingen Jawa Timur yang pekan lalu sempat tiga hari berturut-turut memimpin di urutan teratas. Kontingen Arek-arek Jawa Timur telah meraih 107 medali emas, 109 perak, dan 113 perunggu. Perolehan medali kontingen Jawa Timur ini semakin tertinggal jauh di belakang Jakarta dan Jawa Barat.

Sementara itu, dua kontingen tuan rumah PON XXI/2024, Sumatera Utara dan Aceh, masih bertahan di urutan keempat dan kelima. Sumatera Utara membukukan 66 medali emas, 38 perak, dan 81 perunggu. Sedangkan Aceh meraih 52 medali emas, 39 perak, dan 47 perunggu.

Perburuan medali PON XXI/2024 masih tinggal dua hari lagi. Seluruh peserta PON XXI, 38 provinsi, sudah kebagian medali.

Persaingan perburuan medali PON XXI agaknya masih akan berlangsung sengit, terutama pada dua kelompok teratas daftar pengumpul medali, yaitu Jawa Barat dan Jakarta.

Hasil sementara PON XXI/2024 ini menunjukkan hasil pembinaan atlet-atlet olahraga prestasi pada masing-masing provinsi. Dominasi provinsi di Pulau Jawa masih belum dapat diambil alih oleh provinsi-provinsi lain di luar Pulau Jawa. ***

1300Tembus-Final-Sepak-Bola-PON-XXI-Aceh-Sumut-2024–Pelatih-Tim-Jatim-Fakhri-Husaini-Puji-Kinerja-Wasit
AcehBeritaSumut

Tembus Final Sepak Bola PON XXI Aceh-Sumut 2024, Pelatih Tim Jatim Fakhri Husaini Puji Kinerja Wasit

Oleh: Kemenpora

Banda Aceh: Pelatih Sepak Bola Jawa Timur, Fakhri Husaini, mengungkapkan rasa puasnya terhadap kinerja wasit dalam pertandingan terakhir yang dilakoni timnya.

Hal tersebut disampaikan Fakhri saat konferensi pers usai pertandingan sepak bola putra babak semifinal antara Jawa Timur dan Aceh pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXl/2024 Aceh-Sumut di Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh, Senin, (16/9).

Menurut Fakhri, wasit yang baik adalah sosok yang kehadirannya tidak terlalu mencolok, namun mampu menjalankan tugasnya dengan adil dan tegas.

“Wasit yang bagus itu orang nggak akan pernah tahu siapa dia. Nggak ada yang mengenalnya, tapi dia mampu memimpin pertandingan dengan baik. Kartu merah atau kartu kuning yang diberikan semuanya layak,” ujar Fakhri.

Ia menambahkan bahwa para pemain dapat menikmati jalannya pertandingan berkat kepemimpinan wasit yang berkualitas.

Dalam kesempatan tersebut, Fakhri juga membahas pengalamannya sebagai pelatih. Ia mengakui pernah membawa tim Aceh ke babak final di Papua, di mana timnya harus kalah setelah mengalami situasi sulit seperti penalti dan kartu merah dalam waktu singkat.

Namun, ia menganggap pengalaman tersebut sebagai pelajaran berharga yang memperkuat dirinya sebagai pelatih. “Sekarang saya mendapatkan amanah melatih Jawa Timur. Dalam sepak bola, hal seperti ini biasa saja,” ujarnya.

“Memang ada rasa sedih karena harus menghadapi tim dari tanah kelahiran saya, tapi ini sepak bola. Kita harus bijak menanggapi hasil pertandingan, menghormati kemenangan kami, dan tetap menjaga sportivitas,” jelas Fakhri.

Fakhri berharap dukungan dari semua pihak agar tim Jawa Timur dapat terus tampil baik dan mencapai prestasi yang diharapkan.

Ia juga meminta agar semua pihak menerima hasil pertandingan dengan lapang dada dan menjunjung tinggi semangat fair play. “Apapun hasilnya nanti di Final, kita harus bisa lapangan dada menerimanya,” tutupnya. (rep)